Perlawanan rakyat terhadap Inggris

  • Letak dan Lokasi Perlawanan Rakyat Palembang Terhadap Inggris

    Letak dan Lokasi Perlawanan Rakyat Palembang Terhadap Inggris
    Konflik dengan Inggris sejak timah ditemukan di Bangka pada pertengahan abad ke-18. Palembang dan wilayahnya menjadi incaran Britania dan Belanda.Demi menjalin kontrak dagang, bangsa Eropa berniat menguasai Palembang. Awal mula penjajahan bangsa Eropa ditandai dengan penempatan Loji (kantor dagang). Di Palembang, Loji pertama di Belanda dibangun di Sungai Aur (10 Ulu).
  • Jalan Peristiwa Perlawanan Rakyat Palembang Terhadap Inggris

    Jalan Peristiwa Perlawanan Rakyat Palembang Terhadap Inggris
    Pada tanggal 14 September 1811, terjadi sebuah peristiwa pembumi hangusan dan pembantaian di loji sungai alur. Saat itu Belanda menuduh Inggris yang memprovokasi Palembang agar mengusir Belanda. Sebaliknya, Inggris berupaya cuci tangan dan menuduh bahwa Sultan Mahmud II yang berinisiatif untuk melakukannya
  • Perlawanan Rakyat Jawa

    Perlawanan Rakyat Jawa
    Penyerbuan Jawa pada 1811 terjadi ketika Britania Raya melancarkan operasi militer amphibi merebut Pulau Jawa, yang saat itu merupakan bagian dari Hindia Belanda yang berada dalam kuasa Kekaisaran Prancis Pertama. Konflik ini berlangsung antara bulan Agustus hingga September 1811 selama Peperangan era Napoleon.
  • Penyebab Hamengku Buwono di Tangkap dan Di Asingkan

    Penyebab Hamengku Buwono di Tangkap dan Di Asingkan
    Paku Buwono IX tidak senang dengan campur tangan Inggris dan mempunyai persepsi yang sama dengan Hamengku Buwono II. Dua orang raja ini kemudian bekerja sama untuk melakukan perlawanan terhadap Inggris. Akan tetapi, rencana tersebut diketahui oleh Inggris. Pada Juni 1812 Inggris menyerang Keraton Yogyakarta dengan antuan Notokusumo dan putra mahkota Hamengku Buwono III. Paku Buwono tidak mampu berbuat banyak. Sementara itu, Hamengku Buwono II ditangkap dan dibuang ke Pulau Penang oleh Inggris
  • Jalan Peristiwa Perlawanan Rakyat Palembang Terhadap Inggris 2

    Jalan Peristiwa Perlawanan Rakyat Palembang Terhadap Inggris 2
    Untuk menghadapi serangan Inggris, pasuka Sultan Baruddin membangun benteng pertahanan di setiap lokasi strategis. Salah satunya benteng Kuto Besar. Selain itu, Sultan Baruddin mempersiapkan rakit yang dilengkapi dengan meriam bersenjata api. Meskipun pertahanan diperkuat, Kesultanan Palembang akhirnya jatuh ke tangan Inggris
  • Dampak Perlawanan Rakyat Palembang Terhadap Inggris

    Dampak Perlawanan Rakyat Palembang Terhadap Inggris
    1. Jatuhnya Kraton Kesultanan Palembang
    2. Pengasingan Sultan
    3. Perubahan sistem Pemerintahan menjadi Keresidenan
  • Jalan Perlawanan Peristiwa Rakyat Palembang Terhadap Inggris 3

    Jalan Perlawanan Peristiwa Rakyat Palembang Terhadap Inggris 3
    Adik sultan yang bernama pangeran Adipati Ahmad Najamuddin sebagai komandan perang justru mengkhianati pasukannya. Pada 17 Mei 1812 diadakan perjanjian dengan Inggris yang menentukan pangeran Adipati Najmuddin menjadi Sultan Palembang.
  • Penyebab Terjadinya Perang Menteng

    Penyebab Terjadinya Perang Menteng
    Perang Menteng terjadi di Palembang pada 12 Juni 1819 di bawah pimpinan Sultan Mahmud Badaruddin II.Penyebab terjadinya Perang Menteng adalah keinginan Belanda untuk menguasai Kesultanan Palembang.Sayangnya, perang ini diakhiri dengan kekalahan Kesultanan Palembang.
  • Inggris Menyerang Yogyakarta

    Inggris Menyerang Yogyakarta
    Geger Sepehi merupakan peristiwa penyerbuan Keraton Yogyakarta yang dilakukan oleh Inggris pada tanggal 19-20 Juni 1812 untuk menggulingkan Sultan Hamengkubuwana II yang menolak bekerjasama. Nama sepehi berasal dari pasukan Sepoy yang dipekerjakan oleh Inggris untuk menyerang keraton. Penyerbuan ini melibatkan 1.200 prajurit Inggris dan Sepoy serta dibantu oleh 800 prajurit Legiun Mangkunegaran.
  • Adanya Peristiwa Geger Sepoy atau Geger Sepehi

    Adanya Peristiwa Geger Sepoy atau Geger Sepehi
    Geger Sepoy/Geger Sepehi merupakan penyerbuan pasukan Inggris trhdp Kraton Yogyakarta pada tgl 19-20 Juni 1812.Inggris ingin menguasai pulau Jawa dipimpin Letnan Gubernur Thomas Stamford Raffles.Kedatangan mereka sepenuhnya mndpt hambatan dari Sultan Hamengkubuwono II yg bersekutu dgn Sunan Pakubuwono IV. Raffles mengutus John Crawfurd & Pangeran Notokusumo untuk berdiplomasi dgn Sultan Hamengkubuwono II. Jalan diplomasi menemui titik buntu dan berakhir dgn upaya penaklukan Kasultanan Yogyakarta
  • Perlawanan Hamengku Buwono II

    Perlawanan Hamengku Buwono II
    Keinginan Hamengku Buwono II untuk kembali menduduki takhta Kesultanan Yogyakarta ditolak oleh Inggris.Inggris lebih memilih Hamengku Buwono III karna dinilai lebih ramah & penurut.Hamengku Buwono II bersikeras & tidak bersedia diajak bekerja sama oleh Inggris karna menurutnya Inggris & Belanda sama saja,yakni sama" ingin menguasai & menginjak bumi Mataram.Maka dari itu ia memasang sikap menentang terhadap regulasi apapun yg diterapkan Inggris.Hal ini menyebabkan Inggris menyerbu Surakarta.
  • Perjanjian Giyanti dan Pembagian Bumi Mataram

    Perjanjian Giyanti dan Pembagian Bumi Mataram
    1) Menetapkan dan mengakui Sultan Baruddin sebagai sultan Palembang, sedangkan pangeran Adipati Ahmad Najamuddin diturunkan takhta
    2) Memperkuat pengakuan kekuasaan Inggris dan Bangka dan Belitung
    3) Menanggung biaya ekspedisi sebesar 400 ribu real Spanyol
    4) Mengganti kerusakan benteng Belanda sebesar 20 ribu real Spanyol
    5) Mengamankan para sultan ke Batavia
  • Perlawanan Sultan Mahmud Baruddin II

    Perlawanan Sultan Mahmud Baruddin II
    Dalam masa pemerintahannya, ia beberapa kali memimpin pertempuran melawan Inggris dan Belanda, di antaranya yang disebut Perang Menteng. Pada tangga 14 Juli 1821, ketika Belanda berhasil menguasai Palembang, Sultan Mahmud Badaruddin II dan keluarga ditangkap dan diasingkan terlebih dahulu kebatavia lalu 1822 ke Ambon.
  • Perang Diponegoro

    Perang Diponegoro
    Perang Diponegoro atau perang Jawa merupakan perang besar dan berlangsung selama lima tahun dari tahun 1825-1830. Perang ini, dilatarbelakangi oleh kebencian rakyat Jawa terhadap Belanda atas penindasan yang terjadi di tanah Jawa.