Kedatangan bangsa spanyol di indonesia

Perlawanan Rakyat Melawan Portugis

  • 1512

    Latar Belakang perlawanan Rakyat Maluku terhadap Portugis

    Latar Belakang perlawanan Rakyat Maluku terhadap Portugis
    adanya politik monopoli perdagangan rempah. Keserakahan Portugis yang ditunjukkan dengan mematok rendah harga cengkih, membuat rakyat Ternate bahkan Maluku sengsara. Praktik monopoli juga dilakukan dengan melarang penduduk berdagang rempah dengan bangsa lain dan menangkap kapal-kapal dagang penduduk. Selain itu bangsa Portugis juga kerap menyebarkan agama Katolik melalui paksaan dan mencampuri urusan internal kerajaan.
  • 1512

    Perlawanan Rakyat Hitu

    masyarakat Hitu menjadi yang pertama melakukan peperangan menghadapi Portugis. Perlawanan rakyat Hitu mulai dilancarkan pada 1520 M dan berlanjut pada 1525 M, di mana pihak Portugis menderita kekalahan. Portugis mencoba memengaruhi Hatiwe di Hitu bagian selatan,namun sebelum rencana itu terlaksana, pasukan Hitu bersama pasukan bantuan dari Jepara menyerang Hatiwe terlebih dulu. Dalam pertempuran ini, Portugis mengalami kekalahan pasukannya banyak yang tewas dan senjatanya dirampas.
  • 1513

    Latar Belakang Perlawanan Rakyat Demak

    Latar Belakang Perlawanan Rakyat Demak
    Keberadaan Portugis itu tidak hanya menjadi penghalang Kesultanan Demak, tetapi juga mematikan perdagangan kaum Muslim Indonesia.Demak sendiri menjalankan perdagangan beras dan bahan pangan lainnya dengan Malaka. Sebab itulah, Kesultanan Demak mengirim armadanya ke Malaka untuk menggempur kedudukan Portugis. Kesultanan Demak juga melakukan perlawanan terhadap Portugis yang hendak mendirikan loji di Sunda Kelapa.
  • 1513

    Perlawanan Pati Unus Terhadap Portugis

    Pada masa kekuasaan Raden Patah, perlawanan rakyat Demak terhadap Portugis dipimpin oleh Pati Unus. Serangan yang dilakukan pada 1513 itu dilengkapi dengan kekuatan 100 kapal dan 5.000 pasukan dari Jawa, serta tambahan tentara dari Palembang, hingga jumlahnya menjadi 12.000 pasukan. Peperangan itu dapat dipatahkan oleh Portugis, sehingga Pati Unus terpaksa kembali ke Jawa dengan kekalahan. Pada 1521, ia kembali melakukan perlawanan. Lagi-lagi, Demak mengalami kekalahan, bahkan Pati Unus gugur.
  • 1527

    Perlawanan Fatahillah Terhadap Portugis

    Portugis memenuhi undangan dari penguasa Pajajaran yang ingin melakukan kerjasama. Kerajaan Pajajaran memilih bersekutu dengan Portugis karena merasa terancam dengan kekuatan Islam di pesisir Pulau Jawa, yaitu Banten, Cirebon, dan Demak. Pada 1527, pasukan gabungan Demak, Cirebon, dan Banten diberangkatkan untuk membendung pengaruh Portugis di Sunda Kelapa. Pada 22 Juni 1527, Sunda Kelapa berhasil direbut oleh Fatahilllah, kemudian diubah nama menjadi Jayakarta.
  • 1530

    Perlawanan Rakyat Ternate dan Tidore

    Peperangan ini dilakukan oleh rakyat Ternate pada 1530-an, ketika sultan-sultan mereka dilanggar kedaulatannya oleh Portugis. Salah satu pejabat Portugis yang paling diburu adalah Tristoa de Altaida, yang kerap bertindak kasar terhadap sultan. Pada titik ini, Tidore telah bergabung dengan Ternate untuk bersama-sama mengusir Portugis. Bahkan pasukan dari Papua dan Jawa dikerahkan untuk memburu Tristoa. Merasa terancam, Tristoa meminta bantuan Antonio Galvao yang berada di Malaka.
  • 1537

    Perlawanan Rakyat Aceh Terhadap Portugis

    Perlawanan Rakyat Aceh Terhadap Portugis
    Sejak kedatangannya di Malaka, Portugis dianggap sebagai saingan Aceh dalam bidang politik, ekonomi, dan penyebaran agama .Pada 1537, Aceh untuk pertama kalinya mengirim ekspedisi ke Malaka untuk melakukan serangan militer terhadap Portugis. Perlawanan rakyat Aceh melawan Portugis kala itu dipimpin langsung oleh Sultan Alauddin, yang didukung oleh sekitar 3.000 tentara.
  • 1537

    Latar Belakang Perlawanan Rakyat Aceh Terhadap Portugis

    Beberapa hal yang menyebabkan rakyat Aceh melakukan perlawanan terhadap Portugis di antaranya:
    1. Keinginan Aceh menguasai jalur perdagangan di selat Malaka
    2. Ambisi Portugis untuk memonopoli perdagangan Aceh 3. Portugis melakukan blokade terhadap perdagangan Aceh
    4. Portugis melakukan penangkapan kapal-kapal Aceh
  • 1537

    Strategi Perlawanan Rakyat Aceh Terhadap Portugis

    Berikut ini beberapa persiapan Aceh untuk menghadapi Portugis.
    1. Melengkapi kapal dagang dengan persenjataan, meriam, dan prajurit.
    2. Mendatangkan bantuan persenjataan, tentara, dan ahli dari Turki Ottoman.
    3. Mendatangkan bantuan dari Kalikut dan Jepara.
    Setelah penyerangan pertama menemui kegagalan, Aceh melancarkan serangan lanjutan pada 1547, 1568, 1573,1574, dan 1577, tetapi belum juga berhasil mengusir Portugis.
  • 1570

    Akhir Perlawanan Maluku Terhadap Portugis

    Strategi yang dilakukan oleh Sultan Baabullah membuat bangsa Portugis menyerah dan pergi dari Ternate pada 28 Desember 1577 M. Pada 1605 M Portugis akhirnya meninggalkan Maluku dan menetap Pulau Timor
  • 1570

    Akhir Perlawanan Rakyat Maluku Terhadap Portugis

    Kemarahan rakyat semakin meningkat saat Portugis mengkhianati Sultan Khairun. Pada 1570 M, Sultan Khairun ditipu dan dibunuh di Benteng Sao Paolo saat berunding dengan Portugis. Pembunuhan ini memicu perlawanan lanjutan yang lebih besar dari rakyat Maluku di bawah pimpinan Sultan Baabullah, putra Sultan Khairun. Sultan Baabullah mengepung Benteng Sao Paolo dan mengirimkan armadanya ke Ambon untuk memburu Portugis.
  • Akhir Perlawanan Rakyat Aceh Terhadap Portugis

    Ketika Aceh dipimpin oleh Sultan Iskandar Muda (1607-1636), kerajaan ini kembali membombardir Malaka. Meski sempat unggul di awal peperangan, untuk kesekian kalinya Aceh harus mengakui kekalahannya dan Portugis masih mampu bertahan di Malaka. Meski terus mengalami kegagalan, tidak dianggap sebagai akhir perlawanan Aceh terhadap Portugis Perlawanan Aceh terhadap Portugis di Malaka berlangsung selama kurang lebih satu abad.