5f8d8a6af14d6

Perlawanan Rakyat Melawan VOC

  • Penyerbuan Mataram ke Batavia 1 (Mataram)

    Penyerbuan Mataram ke Batavia 1 (Mataram)
    Penyerbuan pertama dipimpin oleh Tumenggung Bahurekso. Pada 22 Agustus 1628, Mataran berhasil mendarat di Marunda dan mendirikan benteng di sana. Akan tetapi, upaya ini diketahui oleh VOC yang kemudian membakar perkampungan di sekitar benteng. Selanjutnya, pasukan Mataram membendung Sungai Ciliwung agar VOC kekurangan air dan akhirnya terjangkit wabah kolera. Akan tetapi, strategi ini belum berhasil mematahkan dominasi VOC karena Mataram kalah stamina dan mereka kehilangan Tumenggung Bahurekso.
  • Penyerbuan Mataram ke Batavia 2 (Mataram)

    Penyerbuan Mataram ke Batavia 2 (Mataram)
    Sultan Agung membangun lumbung-lumbung makanan di Tegal dan Cirebon. Di bawah pimpinan Adipati Puger dan Dipati Purbaya, 80.000 pasukan Mataram berhasil menghancurkan benteng Hollandia dan menerobos masuk Batavia, namun terhenti oleh pertahanan VOC. Selain itu, Gubernur Jenderal J.P. Coen mengirim kapal perang ke Tegal dan Cirebon untuk membakar lumbung padi pasukan Mataram yang menyebabkan mereka kekurangan bahan makanan, kelelahan, hingga mundur dari pertempuran.
  • Period: to

    Perlawanan Sultan Hasanuddin (Makassar)

    Pada 1634 VOC memblokade pelabuhan Sumba Opu, tetapi gagal. 1654 VOC menyerang Makassar tetapi gagal. 1666 VOC mengerahkan armada besar untuk menaklukkan Makassar. VOC bekerja sama dengan Aru Palaka. Mereka menang setelah menguasai Benteng Gowa di Barombang. Sultan Hasanuddin pun dipaksa menyetujui Perjanjian Bongaya pada 1667 yg isinya merugikan rakyat Makassar.
  • Period: to

    Perlawanan Rakyat Hitu (Maluku)

    Perlawanan rakyat Hitu dipimpin oleh Kakiali. Untuk mematahkan perlawanan rakyat Maluku, Kompeni menjanjikan akan memberikan hadiah besar kepada siapa saja yang dapat membunuh Kakiali. Akhirnya seorang pengkhianat berhasil membunuh Kakiali. Dengan gugurnya Kakiali, untuk sementara waktu Belanda berhasil mematahkan perlawanan rakyat Maluku, sebab setelah itu muncul lagi perlawanan sengit dari orang-orang Hitu di bawah pimpinan Telukabesi. Perlawanan ini baru dapat dipadamkan pada tahun 1646.
  • Perlawanan Kecili Said (Maluku)

    Rakyat Ternate di bawah pimpinan Kecili Said juga melakukan perlawanan terhadap VOC. Perlawanan meluas ke daerah lain, seperti Seram, Maluku, dan Saparua. Pihak Belanda agak terdesak, kemudian minta bantuan ke Batavia. Pada bulan Juli 1655 bala bantuan datang di bawah pimpinan Vlaming van Oasthoom dan terjadilah pertempuran sengit di Howamohel. Pasukan rakyat terdesak, Saidi tertangkap dan dihukum mati, maka patahlah perlawanan rakyat Maluku.
  • Perlawanan Sultan Ageng Tirtayasa (Banten)

    Perlawanan Sultan Ageng Tirtayasa (Banten)
    Perlawanan rakyat Banten terhadap VOC dipimpin oleh Sultan Ageng Tirtayasa pada 1656. Perlawanan ini dilatarbelakangi karena Sultan Ageng Tirtayasa sangat membenci tindakan VOC yang menghalangi kegiatan perdagangan di Banten. Ia pun melakukan perlawanan terhadap VOC dengan cara merusak kebun tebu, merampas kapal, membantu perlawanan Trunojoyo, dan melindungi pelarian dari Makassar.
  • Period: to

    Perlawanan Trunojoyo (Mataram)

    Perlawanan Trunojoyo berkobar pada tahun 1674-1679. Ketika itu tahta Kerajaan Mataram diduduki oleh Sunan Amangkurat I, pengganti Sultan Agung. Ia mempunyai 2 sifat yang tidak disenangi oleh rakyat, yaitu: kejam dan sewenang-wenang terhadap rakyat. Juga sangat dekat, bahkan bersahabat dengan VOC. Pemberontakan ini dilakukan oleh bangsawan Madura, Raden Trunajaya dan sekutunya, pasukan dari Makassar, terhadap Kesultanan Mataram yang dibantu oleh VOC dan berakhir dengan kemenangan Mataram x VOC.
  • Period: to

    Sultan Ageng Tirtayasa VS Sultan Haji & VOC (Banten)

    VOC menerapkan taktik Devide et Impera: Menghasut Sultan Haji dengan menyatakan bahwa Pangeran Arya Purbaya yang akan naik takhta menggantikan Sultan Ageng Tirtayasa. Menjalin perjanjian dengan VOC menyebabkan perselisihan antara Sultan Haji dengan ayahnya. Pada 1681, Sultan Haji berhasil merebut Banten. Namun pada 1682 Sultan Ageng Tirtayasa berhasil mengepung Istana Surosowan. Hingga pada 1683, Sultan Ageng Tirtayasa dan Pangeran Arya Purbaya berhasil ditangkap dan ditawan dengan bantuan VOC.
  • Period: to

    Perlawanan Untung Surapati (Mataram)

    Pada 1686, VOC mengirim Kapten Tack ke Kartasura untuk meyakinkan Pangeran Amangkurat untuk mengantarkan Surapati kepadanya. Setelah di sana, Tack mengatakan bahwa ia adalah prajurit dari Amangkurat yang menyerang kediaman Surapati. Tack dan 74 orang lainnya pun akhirnya dibunuh oleh pasukan Surapati. Sisa pasukan VOC mundur ke garnisun / pasukan Belanda di Kartasura. Surapati kemudian meninggalkan Kartasura dan pergi ke Pasuruan. Ia tewas dalam Pertempuran Pasuruan, 17 Oktober 1706.
  • Perlawanan Raden Mas Said & Mangkubumi (Mataram)

    Perlawanan Raden Mas Said & Mangkubumi (Mataram)
    Saat remaja, Raden Mas Said resah karena sikap Pakubuwono II yg menempatkannya sebagai Gandhek Anom (Bangsawan Rendahan) di Mataram. Padahal seharusnya ia mendapat kedudukan sebagai Pangeran Sentana. Raden Mas Said memutuskan keluar dari istana dan melakukan pemberontakan di berbagai daerah. Mangkubumi bergabung karena Pakubuwono & VOC telah melanggar janji tentang hadian sayembara. Perlawanan Mangkubumi mereda setelah adanya Perjanjian Giyanti. Perjanjian Salatiga meredakan perlawanan RM Said.
  • Geger Pecinan di Batavia (Tionghoa)

    Geger Pecinan di Batavia (Tionghoa)
    Etnik Tionghoa yang menolak untuk dikirim ke Sri Lanka (untuk dibuang ke laut) mengancam akan melakukan pemberontakan. Pada 7 Oktober 1740 para serdadu VOC melakukan pembersihan etnik Tionghoa. Pemukiman mereka dibakar dan kapitannya diasingkan. Setelah berhasil melarikan diri ke Jateng, mereka menyerang benteng VOC di Rembang sebagai balasan. Mereka memilih menetap di pesisir utara Jawa hingga VOC memberikan ijin tinggal etnik Tionghoa di luar tembok Kota Batavia.
  • Period: to

    Perlawanan Kyai Tapa (Banten)

    Pada bulan Oktober 1750, meletuslah sebuah pemberontakan besar di bawah pimpinan Kyai Tapa, yang menghendaki Ratu Bagus Buang (keponakan Sultan Zainul Arifin) diangkat menjadi sultan.Pada November 1750, Batavia memerintahkan komandan VOC di Banten untuk menangkap dan mengirim Ratu Syarifah serta anaknya ke pengasingan. Bulan Maret 1751, Takhta kerajaan diserahkan kepada Pangeran Arya Adi Santika. Setelah pertempuran sengit di dekat Bandung, Kyai Tapa akhirnya menyingkir ke Jawa Tengah.
  • Period: to

    Perlawanan Siak VS VOC (Siak #1)

    VOC melakukan blokade ekonomi dengan membangun benteng pertahanan di sepanjang jalur pelayaran ke Sungai Siak. Pada 1792 terjadi pertarungan antara pasukan Siak dan VOC di Pulau Guntung. Namun pasukan Siak kalah karena VOC menerima bala bantuan dan peralatannya canggih.
  • Siasat Hadiah Sultan (Siak #2)

    Siasat Hadiah Sultan (Siak #2)
    Siasat tersebut dinamakan ‘’siasat hadiah Sultan” karena Sultan Siak berpura-pura memberikan hadiah kepada VOC untuk bisa berdamai. Saat perundingan berlangsung, Sultan Siak memberikan kode kepada pasukannya untuk membunuh pasukan VOC dan membakar loji (bangunan VOC). Meskipun mereka menang, kekuasaan VOC di Malaka masih belum bisa dikalahkan sepenuhnya. Akhirnya Sultan Siak terpaksa harus menandatangani Traktak Siak pada 1858 karena kerajaannya mengalami kemunduran.
  • Period: to

    Perlawanan Sultan Nuku (Maluku)

    Menjelang akhir abad ke-18 (1797) muncullah perlawanan besar rakyat Maluku di bawah pimpinan Sultan Nuku dari Tidore. Sultan Nuku berhasil merebut kembali Tidore dari tangan VOC. Akan tetapi setelah Sultan Nuku meninggal (1805), VOC dapat menguasai kembali wilayah Tidore.
  • Period: to

    Geger Cilegon (Banten)

    Pemberontakan Petani Banten 1888 atau yang lebih dikenal dengan Geger Cilegon 1888 adalah sebuah peristiwa pemberontakan tani terbesar yang terjadi pada tanggal 09 Juli 1888 setelah pembubaran Kesultanan Banten 1813 oleh VOC. Geger Cilegon dipelopori oleh Haji Wasyid atau biasa disebut Ki Wasyid. Pemberontakan tersebut bermula dari kesewenang-wenangan pihak VOC yang mengokupasi Banten sebagai salah satu wilayah taklukan/jajahan.