Perlawanan rakyat maluku

Kronologis Perlawanan Rakyat Maluku terhadap Portugis dan Spanyol

By Lylys
  • 1521

    Perlawanan Rakyat Maluku

    Perlawanan Rakyat Maluku
    Kekayaan rempah-rempah yang tersimpan di Kepulauan Maluku menjadi daya tarik bagi bangsa Eropa, salah satunya Portugis.
    Setelah menguasai Malaka, Portugis mengalihkan perhatian untuk menguasai perdagangan rempah-rempah di Maluku. Dalam perkembangannya, pengaruh Portugis di Maluku menimbulkan perlawanan rakyat.
  • 1521

    Awal Datangnya Portugis

    Kedatangan Portugis di Ternate mendapat sambutan baik dari Sultan Ternate. Sejak saat itu, Portugis memusatkan aktivitasnya di Ternate. Tidak lama berselang Spanyol datang ke Maluku dan diterima baik oleh Sultan Tidore. Pada waktu yang bersamaan, Kesultanan Ternate dan Tidore yang merupakan dua kerajaan Islam terbesar di Kepulauan Maluku sedang berseteru. Portugis memanfaatkan situasi ini dengan mendukung Ternate. Di sisi lain, Spanyol berpihak kepada Kesultanan Tidore.
  • 1529

    Tidore Melawan Portugis

    Pada 1529 terjadi perang antara Tidore melawan Portugis. Perang ini terjadi karena kapal-kapal Portugis menembak jung-jung dari Banda yang akan membeli cengkih ke Tidore. Tindakan tersebut memicu amarah penguasa Tidore. Bersama rakyat, penguasa Tidore mengangkat senjata melawan Portugis. Terjadilah perang antara Tidore dan Portugis. Dalam peperangan ini Portugis memperoleh kemenangan berkat bantuan dari Ternate dan Bacan.
  • Apr 22, 1529

    Perjanjian Saragosa

    Perjanjian Saragosa
    Kemenangan Portugis makin bertambah setelah konflik persaingan antara Spanyol dan Portugis di Kepulauan Maluku diakhiri dengan kesepakatan penandatanganan perjanjian Saragosa . Berdasarkan perjanjian tersebut, Spanyol harus meninggalkan Maluku. Sementara itu, Portugis berhak sepenuhnya berkuasa di wilayah Kepulauan Maluku. Kedua kemenangan Portugis ini menyebabkan Portugis leluasa menerapkan monopoli perdagangan rempah-rempah di wilayah Kepulauan Maluku.
  • 1565

    Latar Belakang Perlawanan Rakyat Ternate

    Perlawanan Rakyat Ternate disebabkan oleh:
    1. Portugis melakukan monopoli perdagangan.
    2. Portugis ikut campur tangan dalam pemerintahan.
    3. Portugis ingin menyebarkan agama Katolik.
    4. Portugis sewenang-wenang terhadap rakyat.
    5. Keserakahan dan kesombongan bangsa Portugis.
  • Period: 1565 to 1570

    Ternate Melawan Portugis

    Melihat kesewenang-wenangan Portugis, pada 1565
    muncul perlawanan rakyat Ternate di bawah pimpinan
    Sultan Hairun. Sultan Hairun menyerukan seluruh rakyat
    mengangkat senjata melawan Portugis.
  • 1570

    Tipu Perdamaian

    Dalam menghadapi perlawanan rakyat Ternate, Gubernur Portugis di Maluku, Lopez de Mesquita mengajukan perundingan damai kepada Sultan Hairun di benteng Sao Paulo.
    Dengan berbagai pertimbangan, akhirnya Sultan Hairun
    menerima ajakan Portugis untuk berunding. Ternyata, ajakan berunding tersebut hanya taktik tipu muslihat Portugis. Pada saat perundingan sedang berlangsung, Sultan Hairun ditangkap dan dibunuh oleh Portugis.
  • 1571

    Balas Dendam Sultan Baabullah

    Balas Dendam Sultan Baabullah
    Perlawanan rakyat Maluku pascaterbunuhnya Sultan Hairun dipimpin oleh Sultan Baabullah (putra Sultan Hairun).Sultan Baabullah melakukan penyerangan dengan menghancurkan benteng-benteng pertahanan milik Portugis di Maluku. Pos-pos perdagangan dan pertahanan Portugis di berbagai tempat dihancurkan sejak 1571. Benteng pertahanan Portugis satu
    per satu direbut dan dihancurkan, kecuali benteng Sao Paulo.
  • 1575

    Kemunduran Bangsa Portugis (End)

    Sultan Baabullah menerapkan strategi pengepungan benteng Sao Paulo dengan menutup semua akses, baik jalan maupun distribusi bahan makanan. Pengepungan benteng
    Sao Paulo berlangsung selama 5 tahun. Sehingga, orang-orang Portugis yang tinggal di dalamnya merasakan penderitaan dengan segala keterbatasan karena tidak bisa menjalin hubungan dengan dunia luar. Akhirnya, pada 1575 Portugis berhasil diusir dari Ternate. Orang-orang Portugis kemudian meninggalkan Ternate dan menetap di Ambon.