-
1511
Latar belakang perlawanan aceh
Sejak saat Malaka jatuh ke tangan Portugis pada 1511, aceh bandar perdagangan penting di wilayah Indonesia bagian barat dan terjadilah persaingan yang bermusuhan antara Portugis dan Kesultanan Aceh (1514-1528).
Sultan Aceh saat itu, Sultan Ali Mughayat Syah, menganggap kedudukan di Malaka sebagai saingan dalam bidang politik, ekonomi, dan penyebaran agama. Di saat yang sama, Portugis menganggap Aceh sebagai sumber kekayaan sekaligus ancaman. -
1511
Datangnya bangsa Portugis ke Nusantara
Portugis merupakan bangsa Eropa yang pertama kali mendatangi Kepulauan Nusantara dengan mendaratkan kapalnya di Malaka pada tahun 1511 di bawah pimpinan Alfonso de Albuquerque.
Kedatangan Portugis pada akhirnya pada Kontro wilayah Malaka. Hal tersebut berbuntut pada permusuhan antara Portugis dan Aceh.
Aceh merupakan salah satu kerajaan besar dan berjaya. Kedatangan Portugis mengusik hal tersebut dan akhirnya Aceh melakukan beberapa perlawanan -
1519
Kedatangan bangsa Spanyol di Indonesia
Ferdinan Magelhaens diyakini sebagai orang Spanyol pertama yang sampai di Indonesia, beliau berangkat dari Spanyol pada tanggal 10 Agustus 1519 bersama 165 awak kapal. Kapal yang ditumpanginya dipimpin oleh Kapten Juan Sebastian de Cano. Pada awalnya, mereka sampai di Filipina, namun kemudian mereka memperluas penjelajahan hingga ke Tidore atau Maluku pada tahun 1521. -
1519
Kedatangan bangsa spanyol di Indonesia
Ferdinan Magelhaens diyakini sebagai orang Spanyol pertama yang sampai di Indonesia, beliau berangkat dari Spanyol pada tanggal 10 Agustus 1519 bersama 165 awak kapal. Kapal yang ditumpanginya dipimpin oleh Kapten Juan Sebastian de Cano. Pada awalnya, mereka sampai di Filipina, namun kemudian mereka memperluas penjelajahan hingga ke Tidore atau Maluku pada tahun 1521. -
1523
Portugis melawan aceh
Portugis menyerang aceh Pada 1523 dan 1524 Portugis melancarkan serangan ke Aceh. Akan tetapi, kedua serangan tersebut mengalami kegagalan. Kegagalan dalam kedua serangan tersebut menjadikan Portugis terus mencari
cara melemahkan posisi Aceh sebagai pusat perdagangan. -
1523
Perlawanan rakyat hitu
Pada 1523 dan 1524 Portugis melancarkan serangan ke Aceh. Akan tetapi, kedua serangan tersebut mengalami kegagalan. Kegagalan dalam kedua serangan tersebut menjadikan Portugis terus mencari
cara melemahkan posisi Aceh sebagai pusat perdagangan. -
1530
Perlawanan rakyat ternate
Perlawanan rakyat ternate Pada awalnya, Ternate bekerjasama dengan bangsa Portugis untuk memerangi Tidore. Namun, koalisi ini akhirnya mengalami perpecahan. Peperangan mulai dilancarkan oleh rakyat Ternate pada 1530-an, ketika sultan-sultan mereka dilanggar kedaulatannya oleh Portugis. -
1565
Perlawanan sultan Hairun
Di Ternate, salah satu tokoh perlawanan yang paling terkenal adalah Sultan Khairun, yang mulai melakukan serangan pada 1565 M. Sultan Khairun terus menggempur benteng-benteng Portugis hingga membuat kedudukannya terdesak. Menghadapi situasi itu, Portugis menangkap dan mengasingkan Sultan Khairun di sebuah benteng. -
1576
Portugis meninggalkan ternate
pemberontakan terjadi dimana-mana dengan menjadikan bangsa Portugis sebagai sasaran. Akhirnya, sebelum tahun 1576, wilayah Ternate sudah ditinggalkan oleh para bangsa Portugis. -
Kekuasaan Portugis telah runtuh
Seluruh kekuasaan Portugis yang ada di Maluku telah jatuh dan suku-suku kerajaan pribumi juga mendukung aksi perebutan kekuasaan tersebut. Hingga akhirnya, hanya tersisa benteng Sao Paulo yang masih dalam pengepungan. Selama lima tahun lamanya, orang-orang Portugis hidup menderita di dalam benteng dan terputus dari dunia luar, sebagai balasan atas pengkhianatan mereka terhadap Sultan Khairun. -
Perlawanan di era sultan Iskandar muda
Dalam upaya melawan Portugis di Malaka, Sultan Iskandar Muda berusaha melipatgandakan kekuatan pasukannya. Angkatan Laut Aceh dengan kapal-kapal besar yang dapat memuat 600–800 prajurit. Pasukan kavaleri dilengkapi dengan kuda-kuda dari Persia. Aceh juga membentuk pasukan gajah dan milisi infanteri. Sementara itu, untuk wilayahnya, Aceh menempatkan pasukan pengawas di jalur-jalur perdagangan. -
Aceh melawan Portugis
Pasukan Aceh di bawah pimpinan Sultan Iskandar Muda kembali melakukan serangan terhadap Portugis . Serangan dilakukan secara besar-besaran sehingga membuat Portugis kewalahan dan harus meningkatkan semua kekuatan untuk menghadapi pasukan Sultan Iskandar Muda. Meskipun demikian, serangan pasukan Iskandar Muda belum berhasil mengusir Portugis dari Malaka. Sepeninggal Sultan Iskandar Muda, Kesultanan Aceh yang dipimpin oleh Sultan Iskandar Thani yang kurang cakap, sehingga mengalami kemunduran -
Gagalnya rencana sultan iskandar
Sultan Iskandar Muda menyerang kedudukan Portugis yang pada saat itu masih berpusat di Malaka. Sultan Iskandar Muda tersebut kemudian mengerahkan seluruh kekuatan tentara Aceh untuk mengalahkan Portugis. Usaha yang dilakukan oleh kesultanan Aceh tersebut mengalami kegagalan, karena kekurangan persenjataan dan strategi bahkan pasukan tentara yang telah dikerahkan oleh Sultan Iskandar Muda dapat dipukul mundur oleh pasukan Portugis yang menggunakan persenjataan modern dan taktik yang sistematis. -
Blokade perdagangan
Untuk melumpuhkan kekuatan bangsa Portugis, Kesultanan Aceh melakukan blokade perdagagan. Yaitu, melarang rakyat Aceh untuk menjual lada dan timah kepada Portugis. Tapi, hasil tersebut tidak begitu sempurna karena penguasa kecil Malaka secara sembunyi-sembunyi menjual lada dan timah kepada bangsa Portugis. -
Latar belakang perlawanan rakyat Maluku terhadap Portugis
hubungan baik antara rakyat Maluku dan Portugis mulai merebut kembali karena politik monopoli perdagangan rempah. Keserakahan Portugis yang ditunjukkan dengan mematok harga cengkih rendah, membuat rakyat Ternate bahkan sengsara Maluku. Praktik monopoli juga dilakukan dengan melarang pembatasan perdagangan rempah dengan bangsa lain dan menangkap kapal-kapal dagang penduduk. Selain itu, bangsa Portugis juga kerap menyebarkan agama Katolik melalui paksaan, dan campuri urusan internal kerajaan. -
Serangan aceh
Serangan di tahun 1629 itu mampu membuat Portugis di Malaka kewalahan. Kesultanan Aceh Darussalam mempersiapkan armada laut yang memiliki kapasitas mengangkut prajurit sampai 800 orang. Tidak ada pemenang dalam pertikaian antara Aceh kontra Portugis. Pada 1641, kekuasaan Portugis di Malaka melemah seiring kehadiran VOC dari Belanda yang kemudian merebut wilayah itu. -
Perlawanan rakyat minahasa di Tomohon
Perlawanan dimulai di Tomohon. Rakyat Minahasa mengangkat senjata untuk melawan pasukan Spanyol.
Pemimpin Minahasa kemudian meminta bantuan Belanda untuk mengusir Spanyol. Kondisi yang demikian membuat pasukan Spanyol semakin terdesak. Spanyol pun harus mundur sampai ke Benteng Manado, karena kekuatan rakyat Minahasa yang dibantu Belanda semakin kuat. -
Latar belakang perlawanan rakyat minahasa
Sejarah perlawanan rakyat Minahasa, Sulawesi Utara terhadap Spanyol terjadi tahun 1644 hingga 1654. Perang ini disebabkan oleh ketidaksenangan rakyat Minahasa terhadap usaha monopoli perdagangan yang dilakukan oleh Spanyol. Awalnya, keberadaan Spanyol diterima baik oleh rakyat Minahasa. Akan tetapi, itikad baik dari rakyat Minahasa disalahgunakan oleh bangsa Spanyol, . Mereka dengan seenaknya merampas makanan, bahkan tega bertindak tidak senonoh terhadap kaum perempuan di Minahasa, -
Puncak perlawanan rakyat minahasa
Ketidaksenangan rakyat atas perilaku tentara Spanyol memuncak pada 1644. Tentara Spanyol yang sedang memasuki desa memukul dan melukai salah seorang pemimpin rakyat Minahasa yang ada di Tomohon. Rakyat Minahasa menganggap perbuatan itu sudah keterlaluan dan menurunkan martabat serta harga diri pemimpin yang dihormati oleh seluruh rakyat. Peristiwa ini pun menjadi tanda dimulainya perlawanan rakyat Minahasa terhadap Spanyol. -
Terusirnya spanyol dari Minahasa
Pada akhirnya, Spanyol berhasil berhasil dan keluar dari Minahasa. Akan tetapi, keluarnya Spanyol menjadi era baru masuknya Belanda dengan era penjajahan yang baru pula