Perlawanan Rakyat Terhadap VOC

  • Latar Belakang Perlawanan Rakyat terhadap VOC

    Latar Belakang Perlawanan Rakyat terhadap VOC
    Kerajaan Belanda membentuk organisasi perdagangan bernama VOC. Pada mulanya VOV hanya mengurusi perdagangan Belanda di wilayah Hindia Timur. Dalam perkembangannya, VOC bertindak layaknya sebuah negara. VOC menerapkan praktik monopoli perdagangan sehingga berhasil mengendalikan aktivitas perdagangan di wilayah Kepulauan Indonesia. Tindakan tersebut mendorong munculnya perlawanan rakyat di berbagai wilayah Kepulauan Indonesia.
  • Perlawanan Rakyat Maluku

    Perlawanan Rakyat Maluku
    VOC berhasil merebut benteng Nieuw Victoria milik Portugis di Ambon. Dalam perkembangannya, keberadaan VOC di Maluku mendapat perlawanan dari rakyat setempat. Perlawanan tersebut terjadi karena VOC menerapkan praktik monopoli perdagangan rempah-rempah disertai pelayaran hongi dan pembatasan jumlah tanaman rempah-rempah agar harganya tetap tinggi (ekstirpasi).
  • Perlawanan Rakyat Mataram

    Perlawanan Rakyat Mataram
    Pada masa pemerintahan Sultan Agung (1613-1645), Mataram berhasil mencapai puncak kejayaan. Hampir seluruh Pulau Jawa berhasil dikuasai oleh Mataram. Salah satu wilayah yang belum berhasil ditaklukkan Sultan Agung adalah Batavia yang saat itu dikuasai oleh VOC.
  • Period: to

    Pemberontakan Rakyat Mataram

    Pemberontakan rakyat Mataram
    Sultan Agung adalah raja ketiga Mataram yang berkuasa untuk periode 1613-1645.
    Salah satu cita-cita yang dimiliki Sultan Agung adalah menyatukan Pulau Jawa di bawah kekuasaan Mataram dan mengusir kekuasaan asing dari Nusantara, seperti VOC.
    Apalagi, VOC juga terus berusaha memonopoli perdagangan di Jawa yang membuat para pedagang pribumi mulai mengalami kemunduran.
    Oleh karena itu, Sultan Agung sangat menentang eksistensi VOC di Nusantara, terutama di Jawa.
  • Pemberontakan Rakyat Mataram

    Pemberontakan Rakyat Mataram
    Konflik pertama antara Mataram dan VOC terjadi pada ketika Gubernur Jenderal VOC, Jan Pieterzoon Coen memerintahkan anggotanya, Vander Marct menyerang Jepara. Penyerangan ini membuat Mataram mengalami kerugian yang sangat besar.
    Hubungan keduanya pun semakin memburuk setelah Sultan Agung melarang menjual beras kepada pihak VOC. Sejak itu, orang-orang Belanda mulai membenci Sultan Agung. Setelah itu, muncul tuduhan bahwa VOC telah merampok kapal-kapal orang Jawa.
  • Serangan Pertama Mataram

    Serangan Pertama Mataram
    Pasukan Mataram dipimpin oleh Tumenggung Bahureksa. Tumenggung Bahureksa memimpin sekitar 10.000 prajurit Mataram yang langsung menyerang VOC dengan dahysat. Namun, VOC langsung menembakkan meriam-meriamnya tiada henti yang memporak-porandakan prajurit Mataram. Pasukan Mataram pun satu per satu mulai gugur. Dengan demikian, serangan pertama yang dilakukan pasukan Mataram terhadap VOC mengalami kegagalan. Tidak kurang dari 1.000 prajurit Mataram tewas dalam pertempuran.
  • Serangan Kedua Mataram

    Serangan Kedua Mataram
    Sultan Agung melancarkan s1aerangan kedua yang dipimpin oleh Kiai Adipati Juminah, K.A. Puger, dan K.A. Purabaya pada 1629. Persiapan pada serangan kedua ini terbilang jauh lebih matang dengan kekuatan yang lebih besar. Mereka mendirikan lumbung-lumbung padi di daerah Tegal dan Cirebon sebagai perbekalan selama bertempur. Rupanya VOC mengetahui hal tersebut sehingga lumbung-lumbung tersebut dibakar oleh VOC. Akibatnya, pasukan Mataram tidak memiliki persediaan makanan apa pun.
  • Period: to

    Perlawanan Rakyat Maluku

    VOC menghadapi serangan sporadis dari rakyat Hitu yang dipimpin Kakiali dan Telukabesi. Perlawanan ini meluas sampai Ambon.
  • Perlawanan Rakyat Maluku

    Perlawanan Rakyat Maluku
    Rakyat Ternate di bawah pimpinan Kecili Said juga melakukan perlawanan terhadap VOC. Serangan-serangan tersebut berhasil dipatahkan karena VOC memiliki persenjataan lebih canggih.
  • Period: to

    Perlawanan Rakyat Makassar

    Pada masa itu Makassar menjadi pesaing utama VOC dalam aktivitas pelayaran dan perdagangan di wilayah Indonesia bagian timur. Melihat peran dan posisi Makassar yang strategis, VOC tertarik untuk menguasai pelabuhan Somba Opu. Dengan menguasai pelabuhan Somba Opu VOC dapat menerapkan monopoli perdagangan rempah rempah.
  • Perlawanan Rakyat Banten

    Perlawanan Rakyat Banten
    Perlawanan Sultan Ageng Tirtayasa terhadap VOC dilakukan dengan cara merusak kebun tebu, membantu perlawanan Trunojoyo, dan melindungi pelarian dari Makassar. Kerajaan Banten juga berhasil menguasai sejumlah kapal VOC dan beberapa pos penting.
  • Perlawanan Rakyat Makassar

    Perlawanan Rakyat Makassar
    VOC mengerahkan armada untuk menaklukkan Makassar. Dalam perlawanan tersebut, VOC melancarkan taktik devide et impera. Taktik tersebut diterapkan VOC dengan cara menjalin kerja sama dengan seorang Pangeran Bugis bernama Aru Palaka. Tujuan Aru Palaka membantu VOC dalam perang tersebut adalah membebaskan Kerajaan Bonedari kekuasaan Gowa - Tallo.
  • Perjanjian Perlawanan Rakyat Mataram

    Perjanjian Perlawanan Rakyat Mataram
    Pasukan Aru Palaka berhasil menguasai benteng pertahanan Gowa - Tallo di Barombang. Kemenangan Aru Palaka sekaligus menandai kemenangan VOC. Kemenangan tersebut memaksa Sultah Hasanuddin menandatangani perjanjian Bongaya pada 1667. Penandatanganan perjanjian Bongaya memungkinkan VOC mengendalikan peran politik Kerajaan Makassar. Meskipun demikian, VOC tetap tidak mampu mengendalikan dan memaksakan monopoli perdagangan di perairan Indonesia bagian timur.
  • Perlawanan Rakyat Riau

    Perlawanan Rakyat Riau
    VOC menawarkan perjanjian kepada kesultanan Johor-Riau untuk bergabung dalam satu kekuatan untuk mengusir Portugis. Arogansi VOC di Malaka mulai terlihat ketika VOC mendirikan benteng-benteng yang dilengkapi dengan berbagai senjata. Perlawanan rakyat riau terhadap kekuasaan Bangsa Barat adalah perlawanan yang dilakukan oleh rakyat riau untuk menyerang VOC. Hal ini dikarenakan VOC mulai menanamkan devide et empera di Riau.
  • Perlawanan Rakyat Maluku

    Perlawanan Rakyat Maluku
    VOC berhasil menjadikan Tidore sebagai salah satu vassal-nya (daerah bawahan) yang menimbulkan kebencian Sultan Nuku. Tindakan VOC ini menyalahi tradisi kerajaan karena seharusnya Sultan Nuku yang berhak menjadi Sultan Tidore bukannya Putra Alam. Sultan Nuku yang merasa tertindas atas tindakan VOC kemudian melakukan perlawanan. Pada akhirnya Sultan Nuku berhasil membawa kemenangan bagi Tidore dan kembali menduduki takhta kerajaan sehingga berhasil melepaskan Tidore sebagai vassal VOC.
  • Perlawanan Rakyat Banten

    Perlawanan Rakyat Banten
    Sultan Ageng kembali mengumumkan perang setelah terjadi penganiayaan terhadap para pedagang Banten oleh VOC. Sayangnya, di Banten sedang terjadi perselisihan antara Sultan Ageng dengan putranya, Sultan Haji, sehingga Belanda langsung memanfaatkan momen tersebut. Belanda mendukung Sultan Haji yang lebih mudah dipengaruhi untuk membantu kepentingan VOC. Akhirnya Sultan Ageng Tirtayasa digulingkan dan diasingkan, sementara Sultan Haji menjadi Raja Banten.
  • Akhir Perlawanan Rakyat Mataram

    Akhir Perlawanan Rakyat Mataram
    Sultan Haji terpaksa menandatangani perjanjian dengan Belanda yang isinya sebagai berikut. VOC berhak atas monopoli perdagangan
    Banten menanggung semua ganti rugi perang
    Banten merelakan Cirebon kepada VOC
    VOC berhak ikut campur dalam setiap urusan  Kerajaan Banten
  • Kemerdekaan Kerajaan Banten

    Kemerdekaan Kerajaan Banten
    kemerdekaan Kerajaan Banten telah diambil oleh VOC dan kedudukan Belanda di Jawa semakin kuat.
  • Perlawanan Rakyat Riau

    Perlawanan Rakyat Riau
    Kerajaan Siak, Rokan, Indragiri, dan Kampar mulai merasa terdesak dan mulai melakukan penyerangan.
    Perang antara VOC dan Siak kembali berlanjut pada tahun 1751. Muhammad Abdul Jalil memimpin perang melawan VOC menggantikan ayahnya yang telah meninggal.