PERLAWANAN RAKYAT TERHADAP VOC

  • Perlawanan Rakyat Mataram

    Perlawanan Rakyat Mataram
    Perlawanan rakyat Mataram terhadap VOC sebanyak 2 kali, yaitu pada tahun 1628 dan 1629. Perlawanan pertama pada 1628, pasukan Mataram dipimpin Tumenggung Baureksa menyerang VOC di Batavia. Pasukan Mataram kalah karena persenjaataan VOC lebih cangggih. Mataram kemudian menyiapkan serangan kedua pada 1629 dipimpin Kiai Adipati Juminah, K.A. Puger, dan K.A. Purabaya. Dan perlawanan kembali gagal. Kegagalan ini disebabkan oleh VOC membakar persediaan makanan para tentara Mataram.
  • Perlawanan Rakyat Maluku

    Perlawanan Rakyat Maluku
    Perlawanan rakyat Maluku mengusir VOC karena adanya praktik monopoli dan sistem pelayaran Hongi yang membuat rakyat sengsara. Perlawanan rakyat Maluku muncul pada tahun 1635 di bawah pimpinan Kakiali, Kapitan Hitu. Saat Kakiali tewas terbunuh, perjuangannya dilanjutkan Kapitan Tulukabessy. Perlawanan ini baru dapat dipadamkan pada tahun 1646. Pada 1817 muncul tokoh dari di Pulau Saparua bernama Pattimura. Dalam aksi Pattimura itu, Benteng Duurstede berhasil dihancurkan oleh rakyat Maluku.
  • Perlawanan Rakyat Makassar

    Perlawanan Rakyat Makassar
    Perlawanan rakyat Makassar pertama terjadi tahun 1653 dan kedua pada tahun 1654. Kedua pertempuran tersebut diawali dengan perilaku VOC yang berusaha menghalang-halangi pedagang yang masuk maupun keluar Pelabuhan Makasar. Ketangguhan Sultan Hasanudin bisa dikalahkan oleh VOC dengan memanfaatkan permasalahan dua Kerajaan antara Bone dan Gowa. akhirnya Gowa-Tallo (Makasar) terdesak dan Sultan Hasanudin dipaksa untuk menandatangani sebuah perjanjian bernama Perjanjian Bongaya pada 18 November 1667.
  • Perlawanan Rakyat Banten

    Perlawanan Rakyat Banten
    Perlawanan rakyat Banten terhadap Belanda terjadi pada masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa. Perlawanan tersebut dilatar belakangi oleh tindakan VOC yang sering memblokade jalur perdagangan serta perairan Banten. Akibat dari tindakan VOC tersebut, hubungan antara Banten dengan VOC semakin memanas.
  • Perlawanan Rakyat Tionghoa

    Perlawanan Rakyat Tionghoa
    Perlawanan etnis Tionghoa terhadap VOC dibantu oleh kalangan bangsawan Mataram yang kontra terhadap Pakubuwono II dan VOC. Perlawanan etnis Tionghoa di wilayah Mataram dipimpin oleh Raden Mas Garendi (Sunan Kuning), Raden Mas Said dan Kapiten Sepanjang. Perlawanan tersebut dinamakan dengan Geger Pacinan dan menimbulkan kekacauan yang meluas hingga pesisir Jawa. Sunan Kuning dan pasukannya berhasil merebut keraton Kasunanan di Kartasura pada pertengahan 1742.
  • Perlawanan Rakyat Riau

    Perlawanan Rakyat Riau
    Perlawanan rakyat Riau terhadap VOC dikarenakan VOC menanamkan Devide et Impera. Pada tahun 1751, tindakan VOC mendapatkan perlawanan dari Sultan Muhammad Abdul Jalil raja dari kesultanan Siak Sri Indrapura. Untuk mengakali pertahanan VOC, Sultan Siak mengatur siasat dengan berpura-pura ingin berdamai dengan VOC. Sultan Siak memberikan hadiah kepada VOC untuk bisa berdamai. Saat perundingan berlangsung, Sultan Siak memerintahkan pasukannya membunuh pasukan VOC dan membakar loji (bangunan VOC).
  • Perlawanan Rakyat Aceh

    Perlawanan Rakyat Aceh
    Perang Aceh adalah perang antara Kesultanan Aceh melawan penjajah Belanda. Perang ini berlangsung pada 1873-1910. Belanda menyatakan perang kepada Aceh pada 26 Maret 1873. Perang terjadi karena masyarakat Aceh tidak ingin wilayahnya dikuasai oleh penjajah. Namun, pemerintah kolonial menyadari Aceh menjadi wilayah penting untuk jalur perdagangan.
    Akhirnya Aceh melanggar perjanjian kemudian memulai penyerangan. Perang berlangsung selama 2 minggu, sampai akhirnya Belanda berhasil menduduki istana.