-
Latar belakang perlawanan terhadap VOC
Kerajaan Belanda membentuk organisasi perdagangan bernama Vereenigde Oost-Indische Compagnie/VOC (Persekutuan Dagang Hindia Timur). Pada mulanya VOC hanya mengurusi perdagangan Belanda di wilayah Hindia Timur. Dalam perkembangannya, VOC bertindak layaknya sebuah negara. VOC menerapkan praktik monopoli perdagangan sehingga berhasil mengendalikan aktivitas perdagangan di wilayah Kepulauan Indonesia. -
Perlawanan rakyat Maluku
VOC berhasil merebut benteng Nieuw Victoria milik Portugis Ambon. Dalam perkembangannya, keberadaan VOC di Maluku mendapat perlawanan dari rakyat setempat. Perlawanan tersebut terjadi karena VOC menerapkan praktik monopoli perdagangan rempah-rempah disertai pelayaran Hongi dan pembatasan jumlah tanaman rempah-rempah agar harganya tetap tinggi (ekstirpasi). -
Perlawanan rakyat Mataram
Gubernur Jenderal VOC, Jan Pieterzoon Coen memerintahkan anggotanya, Vander Marct menyerang Jepara. Penyerangan ini membuat Mataram mengalami kerugian yang sangat besar. Hubungan keduanya pun semakin memburuk setelah Sultan Agung melarang menjual beras kepada VOC. Sejak itu, orang-orang Belanda mulai membenci Sultan Agung. Setelah itu, muncul tuduhan bahwa VOC telah merampok kapal-kapal orang Jawa.Kejadian ini membuat Sultan Agung menyiapkan penyerangan terhadap VOC yang bermarkas di Batavia. -
Perlawanan rakyat Mataram
Awalnya, VOC bermarkas di Ambon. Namun, setelah berhasil merebut Jayakarta yang kemudian namanya diganti menjadi Batavia, VOC memutuskan memindahkan markas mereka ke sana pada 1619. -
Perlawanan rakyat Mataram
Serangan pertama, pasukan Mataram dipimpin oleh Tumenggung Bahureksa. Tumenggung Bahureksa memimpin sekitar 10.000 prajurit Mataram yang langsung menyerang VOC dengan dahysat. Namun, VOC langsung menembakkan meriam-meriamnya tiada henti yang memporak-porandakan prajurit Mataram. Pasukan Mataram pun satu per satu mulai gugur. Dengan demikian, serangan pertama yang dilakukan pasukan Mataram terhadap VOC mengalami kegagalan. Tidak kurang dari 1.000 prajurit Mataram tewas dalam pertempuran. -
Perlawanan rakyat Mataram
Persiapan prajurit Mataram pada serangan kedua ini terbilang jauh lebih matang. 14.000 prajurit Mataram dikerahkan untuk menyerang VOC. Mereka mendirikan lumbung-lumbung padi di daerah Tegal dan Cirebon sebagai perbekalan selama bertempur. Akan tetapi, rupanya VOC mengetahui hal tersebut sehingga lumbung-lumbung tersebut dibakar oleh VOC. Akibatnya, pasukan Mataram tidak memiliki persediaan makanan apa pun. Kesimpulannya, Mataram kembali mengalami kegagalan dalam serangan keduanya terhadap VOC. -
Period: to
Perlawanan rakyat Maluku
VOC menghadapi serangan sporadis dari rakyat Hitu yang dipimpin oleh Kakiali dan Telukabesi. Perlawanan ini meluas sampai Ambon. -
Period: to
Perlawanan rakyat Makassar
Kerajaan Makassar (Gowa-Tallo) memiliki peran penting dalam kegiatan perdagangan di Indonesia bagian timur. Pelabuhan Somba Opu berperan sebagai penghubung jalur perdagangan antara Malaka, Jawa dan Maluku. Pada masa itu Makassar menjadi pesaing utama VOC dalam aktivitas pelayaran dan perdagangan. Melihat peran dan posisi Makassar yang strategis, VOC tertarik untuk menguasai pelabuhan Somba Opu. Dengan menguasai pelabuhan Somba Opu VOC dapat menerapkan monopoli perdagangan rempah rempah. -
Perlawanan rakyat Banten
Perlawanan rakyat Banten terhadap VOC dipimpin oleh Sultan Ageng Tirtayasa pada 1656. Perlawanan Sultan Ageng Tirtayasa terhadap VOC dilakukan dengan cara merusak kebun tebu, membantu perlawanan Trunojoyo dan melindungi pelarian dari Makassar. Kerajaan Banten juga berhasil menguasai sejumlah kapal VOC dan beberapa pos penting. -
Perlawanan rakyat Makassar
VOC mengerahkan armada untuk menaklukkan Makassar. Dalam perlawanan tersebut, VOC melancarkan taktik devide et impera. Taktik tersebut diterapkan VOC dengan cara menjalin kerja sama dengan seorang Pangeran Bugis bernama Aru Palaka. Tujuan Aru Palaka membantu VOC dalam perang tersebut adalah membebaskan Kerajaan Bonedari kekuasaan Gowa - Tallo. -
Perlawanan rakyat Makassar
Kemenangan Aru Palaka sekaligus menandai kemenangan VOC. Kemenangan tersebut memaksa Sultah Hasanuddin menandatangani perjanjian Bongaya. Penandatanganan perjanjian Bongaya memungkinkan VOC mengendalikan peran politik Kerajaan Makassar. Meskipun demikian, VOC tetap tidak mampu mengendalikan dan memaksakan monopoli perdagangan di perairan Indonesia bagian timur. -
Perlawanan rakyat Riau
VOC menawarkan perjanjian kepada kesultanan Johor-Riau untuk bergabung dalam satu kekuatan untuk mengusir Portugis. Arogansi VOC di Malaka mulai terlihat ketika VOC mendirikan benteng-benteng yang dilengkapi dengan berbagai senjata. VOC mulai menanamkan devide et empera di Riau. Kerajaan Siak, Rokan, Indragiri, dan Kampar mulai merasa terdesak dan mulai melakukan penyerangan. -
Perlawanan rakyat Banten
Pada 1680, Sultan Ageng kembali mengumumkan perang setelah terjadi penganiayaan terhadap para pedagang Banten oleh VOC.
Sayangnya, di Banten sedang terjadi perselisihan antara Sultan Ageng dengan putranya, Sultan Haji, sehingga Belanda langsung memanfaatkan momen tersebut.
Belanda mendukung Sultan Haji yang lebih mudah dipengaruhi untuk membantu kepentingan VOC.
Akhirnya Sultan Ageng Tirtayasa digulingkan dan diasingkan, sementara Sultan Haji menjadi Raja Banten. -
Perlawanan rakyat Maluku
VOC berhasil menjadikan Tidore sebagai salah satu vassal-nya (daerah bawahan). Tetapi, penempatan Tidore sebagai vassal menimbulkan kebencian Sultan Nuku. Kebencian tersebut memuncak ketika VOC ikut campur suksesi di Kerajaan Tidore dengan mengangkat Putra Alam sebagai sultan. Sultan Nuku yang merasa tertindas kemudian melakukan perlawanan. Pada akhirnya Sultan Nuku berhasil membawa kemenangan bagi Tidore dan kembali meraih tahta kerajaan. Kemenangan ini melepaskan Tidore sebagai vassal VOC. -
Perlawanan rakyat Banten
Pada 1682, Sultan Haji terpaksa menandatangani perjanjian dengan Belanda yang isinya sebagai berikut.
VOC berhak atas monopoli perdagangan
Banten menanggung semua ganti rugi perang
Banten merelakan Cirebon kepada VOC
VOC berhak ikut campur dalam setiap urusan Kerajaan Banten -
Perlawanan rakyat Banten
Pada 1695, kemerdekaan Kerajaan Banten telah diambil oleh VOC dan kedudukan Belanda di Jawa semakin kuat. -
Perlawanan rakyat Riau
VOC dan Siak melanjutkan perang. Muhammad Abdul Jalil memimpin perang melawan VOC menggantikan ayahnya yang telah meninggal. -
Period: to
Perlawanan rakyat Riau
Pasukan Siak menyerang pulau Guntung dengan diperkuat kapal perang "Harimau Buas".