-
Period: 1520 to 1562
Periode Awal Bangsa Spanyol di Minahasa
Periode pertama Spanyol di Minahasa ada di masa 1520-1562. Di tahun 1562, Spanyol digusur Portugis dari perairan Maluku dan Sulawesi. Peristiwa itu terjadi terutama karena perjanjian Saragosa antara kedua bangsa. Karena itu Spanyol kemudian memusatkan kekuasaannya di Manila Filipina. -
Latar Belakang Misi Spanyol Di Minahasa
Pada 1606 sebuah armada pimpinan Christoval Suarez untuk mengikat persahabatan antara Kerajaan Spanyol dengan rakyat Minahasa. Akan tetapi ,itikad baik dari rakyat Minahasa kepada disalahgunakan oleh Spanyol ,juga niat kaum misionaris mereka dalam menyebarkan agama Katolik harus tercoreng oleh ulah para tentara . Tindakan para prajurit Spanyol sangat menyakiti hati rakyat Minahasa. Mereka dengan seenaknya merampas makanan, bahkan tega bertindak tidak senonoh terhadap kaum perempuan di Minahasa -
Perlawanan Total di Seluruh Tanah Minahasa
Perang terbuka sesungguhnya telah terjadi sejak awal kedatangan Spanyol di tanah Minahasa. Namun perlawanan semakin kencang terjadi di tahun 1642. Tahun 1644, tahap awal konfrontasi total di seluruh wilayah Minahasa meletup. Penghinaan terhadap para Ukung menjadi pemicu luapan dendam yang terpendam lama. Perang pun berkecamuk dimana-mana. -
Perang Antara Rakyat Minahasa dan Spanyol
Pada bulan Desember tahun 1643, bentrokan antara Minahasa dan Spanyol menewaskan 40 tentara Spanyol di Tanawangko yang terdiri dari Bangsa Spanyol dan Bangsa Filipina. Karena takut menghadapi serangan balasan dari Spanyol, maka Suku Minahasa meminta bantuan VOC pada tanggal tanggal 21 April 1644. Mereka mengutus delapan orang untuk menemui Wouter Seroijen yang menjabat sebagai gubernur Maluku saat itu . -
Kemarahan dan Ketidaksenangan Rakyat
Ketidaksenangan rakyat atas perilaku tentara Spanyol memuncak pada 1644. Tentara Spanyol yang sedang memasuki desa memukul dan melukai salah seorang pemimpin rakyat Minahasa yang ada di Tomohon.Perlawanan dimulai di Tomohon. Rakyat Minahasa mengangkat senjata untuk melawan pasukan Spanyol. Pemimpin Minahasa kemudian meminta bantuan Belanda untuk mengusir Spanyol. -
Belanda dan Rakyat Tomohon memukul mundur Spanyol
Spanyol berhasil dipukul mundur keluar dari minahasa pada tahun 1645. Spanyol akhirnya mundur ke Pulau Siau. -
Terusirnya Spanyol dari Minahasa
Menurut Pallar, diperkirakan orang Spanyol terusir dari Minahasa sekitar tahun 1646 atau 1647.
Menurut kesaksian Pastor Juan Yranzo, ia dan kawan-kawannya lolos dari Tomohon dan tiba di pantai pada bulan April tahun 1645 lalu berangkat dengan sampan menuju Kolongan (Sangir). -
Perlawanan di Walak Tomohon
Saat para pihak Spanyol menculik anak perempuan dari wilayah Ukung Tombulu yang bernama Tendenuata, para pasukan Tombulu diperintahkan untuk mengejar dan merebut kembali putrinya yang diculik. Pengejaran ini pun berhasil menolong sang putri dalam keadaan selamat serta membunuh beberapa perwira dari Spanyol. -
Perlawanan Walak Toulour
Saat Spanyol berada di wilayah Walak Toulour , mereka merasa marah atas sikap Ukung wilayah tersebut yang bernama Mononimbar karena tidak menuruti perintah untuk memberikan hasil tanaman padi kepada Spanyol, meskipun telah dibayar. Akibat perilaku ini, Pedro Alkasas berhasil memperdaya Mononimbar dengan memberikannya wiski agar sang ukung mabuk. Saat keadaan mabuk, mereka pun menangkap Mononimbar dan mengikatnya di pohon sampai tewas. Masyarakat Tondano pun marah . -
Perlawanan Walak Tonsea
Setelah kalah di walak Tondano, Spanyol tetap berusaha menguasai walak Tonsea yaitu Sawangan. Mereka menyerang wilaha ini bersama dengan Tidore dan berhasil membunuh seorang Walian saat upacara ritual Poso sekaligus menangkap para perempuan dan menjadikan mereka budak. Selanjutnya mereka juga memerangi walak tonsea bersama dengan pasukan Bolaang Mongondouw serta Tidore di Pantai Kaburukan. Walak Tonsea berhasil memenangkan peperangan ini . -
Perlawanan Walak-Walak Tonsawang, Tombasian dan Temboan di Amurang
Pada tahun 1664, Spanyol kembali menngunjungi Amurang dengan jumlah pasukan yang lebih besar untuk menguasai sumber daya wilayah di Minahasa, terutama Pontak dan Tonsawang.