-
1511
Kedatangan Bangsa Portugis Di Indonesia
Alfonso d’Albuquerque berhasil menduduki Malaka yang menjadi tempat penting bagi perdagangan rempah-rempah. Dalam perkembangannya, penguasaan Portugis terhadap Malaka memicu berbagai perlawanan rakyat Indonesia. Beberapa perlawanan terhadap Portugis, yaitu:
- Rakyat Aceh
- Rakyat Maluku -
1511
Perlawanan Rakyat Aceh Terhadap Portugis
Pada abad XV Aceh merupakan salah satu bandar perdagangan penting di wilayah Kepulauan Indonesia bagian barat. Kedudukan Aceh sebagai bandar perdagangan tidak terlepas dari jatuhnya Malaka ke tangan Portugis pada 1511. Perkembangan Aceh menjadi bandar perdagangan dipandang Portugis sebagai
ancaman. Oleh karena itu, Portugis ingin memonopoli dan menaklukkan Aceh. Menanggapi aksi Portugis tersebut, rakyat Aceh melakukan perlawanan. -
1519
Kedatangan Bangsa Spanyol
Ferdinan Magelhaens diyakini sebagai orang Spanyol pertama yang sampai di Indonesia, beliau berangkat dari Spanyol pada tanggal 10 Agustus 1519 bersama 165 awak kapal. Kapal yang ditumpanginya dipimpin oleh Kapten Juan Sebastian de Cano. Pada awalnya, mereka sampai di Filipina, namun kemudian mereka memperluas penjelajahan hingga ke Tidore atau Maluku pada tahun 1521. -
1520
Pengusiran Portugis dari Wilayah Aceh
Perlawanan rakyat Aceh terhadap Portugis dilakukan sejak tiga dekade awal abad ke-16, dan berhasil mengusirnya dari Daya (1520), Pidie (1521), dan Pasai (1524). Sejak kedatangannya di Malaka, Portugis dianggap sebagai saingan Aceh dalam bidang politik, ekonomi, dan penyebaran agama. -
1523
Portugis Menyerang Aceh
Pada 1523 dan 1524 Portugis melancarkan serangan ke Aceh. Akan tetapi, kedua serangan tersebut mengalami kegagalan. Kegagalan dalam kedua serangan tersebut menjadikan Portugis terus mencari
cara melemahkan posisi Aceh sebagai pusat perdagangan. -
1523
Upaya pertahanan diri kapal kapal dagang aceh
- Melengkapi kapal-kapal dagang Aceh dengan persenjataan seperti meriam dan menempatkan prajurit untuk pengawalan.
- Mendatangkan bantuan persenjataan, tentara, dan tenaga-tenaga ahli dari Turki.
- Mendatangkan bantuan persenjataan dari Kalikut (India) dan Jepara.
-
1523
Latar Belakang Terjadinya Perlawanan Rakyat Aceh Terhadap Portugis
- Ambisi Portugis yang ingin memonopoli perdagangan di wilayah Aceh.
- Portugis melarang orang-orang Aceh berlayar untuk berdagang melewati Laut Merah.
- Penangkapan kapal-kapal Aceh oleh Portugis.
-
1529
Aceh Melawan Portugis
Pasukan Aceh di bawah pimpinan Sultan Iskandar Muda kembali melakukan serangan terhadap Portugis . Serangan dilakukan secara besar-besaran sehingga membuat Portugis kewalahan dan harus mengerahkan semua kekuatan untuk menghadapi pasukan Sultan Iskandar Muda. Meskipun demikian, serangan pasukan Iskandar Muda belum berhasil mengusir Portugis dari Malaka. Sepeninggal Sultan Iskandar Muda, Kesultanan Aceh dipimpin oleh Sultan Iskandar Thani yang kurang cakap, sehingga mengalami kemunduran. -
1537
Serangan Militer Aceh Terhadap Portugis Di Malaka
Pada 1537, Aceh untuk pertama kalinya mengirim ekspedisi ke Malaka untuk melakukan serangan militer terhadap Portugis. Perlawanan rakyat Aceh melawan Portugis kala itu dipimpin langsung oleh Sultan Alauddin, yang didukung oleh sekitar 3.000 tentara Meski cara rakyat Aceh melakukan perlawanan terhadap Portugis masih menemui kegagalan, tetapi Sultan belum menyerah. -
1568
Kegagalan Serangan Aceh
Pada 1568, pasukan Kesultanan Aceh Darussalam menyerang Portugis di Malaka pada. Namun, serangan ini gagal lantaran kekutan militer Portugis lebih tangguh. Setahun kemudian, gantian Portugis menyerang Aceh namun dapat digagalkan pasukan Aceh. Kesultanan Aceh Darussalam beserta rakyatnya terus melakukan perlawanan kepada Portugis yang memonopoli perdagangan dan pelayaran di Selat Malaka. -
Perlawanan Aceh Di Era Sultan Iskandar Muda
Perjuangan rakyat Aceh kemudian dilanjutkan oleh Sultan Iskandar Muda, yang berkuasa antara 1607-1639.
Kesultanan Aceh semakin tumbuh menjadi kekuatan besar pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda. Serangan yang diarahkan ke Malaka pun tidak hanya bertujuan mengusir Portugis, tetapi juga untuk mewujudkan mimpi menyatukan Aceh dan Malaka. Oleh karena itu, Sultan Iskandar Muda menghimpun kekuatan besar-besaran untuk menyerang Portugis di Malaka. -
Berhentinya Serangan Militer Aceh Terhadap Portugis
Serangan militer Aceh baru berhenti pada 1629, di mana armada lautnya mederita kekalahan besar di pelabuhan Malaka Portugis. Setelah kekalahan itu, Iskandar Muda tidak pernah menyerang Malaka Portugis. Kebesaran kesultanan Aceh tidak hanya terletak pada kekuatan militernya, tetapi juga kemampuan untuk menjalin hubungan diplomatik dengan dunia Asia Barat, terutama Turki. -
Melemahnya Kekuasaan Portugis Di Malaka
Tidak ada pemenang dalam pertikaian antara Aceh kontra Portugis. Pada 1641, kekuasaan Portugis di Malaka melemah seiring kehadiran VOC dari Belanda yang kemudian merebut wilayah itu.