Sejarah perang pattimura

Perlawanan Rakyat Maluku terhadap VOC

  • Jun 7, 1494

    Perjanjian Tordesillas

    Perjanjian Tordesillas
    pada 7 Juni 1494 yang membagi dunia di luar Eropa menjadi duopoli eksklusif antara Spanyol dan Portugal sepanjang suatu meridian 1550 km sebelah barat kepulauan Tanjung Verde (lepas pantai barat Afrika), sekitar 39°53'BB. Wilayah sebelah timur dimiliki oleh Portugis dan sebelah barat oleh Spanyol. Perjanjian ini diratifikasi oleh Spanyol pada 2 Juli dan Portugis pada 5 September 1494.
  • 1512

    Latar Belakang Perlawanan Rakyat Maluku

    Latar Belakang Perlawanan Rakyat Maluku
    Latar belakang perlawanan rakyat Maluku mengusir bangsa Belanda karena adanya praktik monopoli dan sistem pelayaran Hongi yang membuat rakyat sengsara. Belanda melaksanakan sistem penyerahan wajib sebagian hasil bumi terutama rempah- rempah kepada VOC. Kompeni juga punya hak ekstirpasi, yaitu hak memusnahkan pohon pala dan cengkeh jika harganya turun.
  • 1512

    Tujuan Dari Perlawanan

    Tujuan Dari Perlawanan
    Tujuan utama dari Perlawanan Rakyat Maluku baik itu yang dipimpin oleh Kapitan Pattimura maupun Sultan Khairun, sama-sama memiliki tujuan berupa: Melepaskan rakyat Maluku dari tindakan kekejaman dan kesewenang-wenangan Bangsa Eropa.
    Membebaskan rakyat Maluku dari monopoli perdagangan yang tentu saja sangat merugikan.
    Memberantas penjajah seperti Portugis yang tidak mengenal nilai-nilai kemanusiaan.
    Mengembangkan pemerintahan yang berdaulat dari dominasi penjajah.
  • 1512

    Awal Kedatangan bangsa Eropa

    Awal Kedatangan bangsa Eropa
    Pada tahun 1512, bangsa Portugis datang ke Maluku bersamaan dengan bangsa Spanyol hingga muncullah persaingan. Bangsa Spanyol diterima dengan baik oleh Kerajaan Tidore. Kehadiran bangsa Spanyol di Tidore justru diprotes oleh bangsa Portugis karena dianggap telah melanggar Perjanjian Tordesillas (1494). Maka dari itu, dua bangsa Eropa tersebut melakukan peperangan. Bangsa Portugis dibantu oleh Kerajaan Ternate, sementara bangsa Spanyol dibantu oleh Kerajaan Tidore.
  • 1529

    Perlawanan Sultan Hairun

    Perlawanan Sultan Hairun
    Akhirnya di bawah kepemimpinan Sultan Hairun, rakyat Maluku bangkit untuk menentang Portugis. Namun, Gubernur Portugis, Diogo Lopez de Mesquita justru menangkap dan menawan Sultan Hairun. Rakyat Maluku, terutama di daerah Ternate segera menyerang dan membunuh para pasukan tentara Portugis. Hal itu membuat Portugis merasa kewalahan dan menawarkan perundingan kepada Sultan Hairun. Namu , Sultan Hairun malah tewas dibunuh di dalam benteng tempat perundingan.
  • Apr 22, 1529

    Perjanjian Saragosa

    Perjanjian Saragosa
    Secara garis besar, isi Perjanjian Saragosa tetap membagi wilayah dunia di luar Eropa untuk Spanyol dan Portugis. Dari Meksiko ke arah barat hingga Kepulauan Filipina menjadi milik Spanyol. Sementara Portugis mendapatkan wilayah dari Brasil ke timur sampai Kepulauan Maluku. Maka Spanyol harus segera meninggalkan Kepulauan Maluku dan kembali fokus di Filipina. Sedangkan Portugis diperkenankan tetap melakukan aktivitasnya di Kepulauan Maluku.
  • 1575

    Akhir perlawanan 1

    Akhir perlawanan 1
    Pada tahun 1575, seluruh kekuasaan Portugis yang ada di Maluku jatuh. Hingga akhirnya, hanya tersisa benteng Sao Paulo yang masih dalam pengepungan. Selama lima tahun orang-orang Portugis hidup menderita di dalam benteng sebagai balasan atas pengkhianatan terhadap Sultan Hairun. Tidak hanya itu, Sultan Baabullah memberikan ultimatum kepada Portugis yang masih tersisa untuk segera meninggalkan wilayah Ternate dalam 24 jam.
  • Perlawanan Rakyat Maluku 2

    Perlawanan Rakyat Maluku 2
    Belanda mulai memasuki wilayah Maluku dan berhasil merebut benteng Portugis yang ada di Ambon. Belanda melakukan kongsi dagang dan memonopoli perdagangan rempah-rempah, dengan menggunakan sistem Pelayaran Hongi yang menimbulkan kesengsaraan. Dalam sistem tersebut, apabila nantinya ditemukan pelanggaran maka akan dikenai hukuman yang dinamakan sebagai ekstirpasi.
  • Perlawanan Kapitan Kakiali

    Perlawanan Kapitan Kakiali
    Kemudian pada tahun 1635, muncul perlawanan rakyat Maluku yang dipimpin oleh Kapitan Kakiali (Kapten Hitu). Perlawanan tersebut segera meluas hingga ke berbagai daerah hingga membuat kedudukan VOC merasa terancam. Atas hal itu, Gubernur Jenderal Van Diemen dari Batavia dua kali datang ke wilayah Maluku (pada 1637 dan 1638) untuk menegakkan kekuasaan VOC. Bahkan, Van Diemen juga menjanjikan hadiah besar bagi siapapun yang berhasil membunuh Kapitan Kakiali.
  • Perlawanan Telukabesi-Sultan Nuku

    Perlawanan Telukabesi-Sultan Nuku
    Setelah Kapitan Kakiali gugur, Belanda menumpas kembali perlawanan rakyat Maluku. Lalu, muncul kembali perlawanan rakyat Maluku di bawah kepemimpinan Telukabesi. Perlawanan tersebut dapat dipadamkan pada tahun 1646. Pada tahun 1797, muncul perlawanan besar rakyat Maluku di bawah kepemimpinan Sultan Nuku. Sultan Nuku berhasil merebut kembali wilayah Tidore dari tangan VOC. Namun, setelah Sultan Nuku meninggal dunia pada tahun 1805, VOC menguasai kembali wilayah Tidore.
  • Pengorbanan Kapitan Pattimura

    Pengorbanan Kapitan Pattimura
    Untuk memadamkan perlawanan tersebut, pihak Belanda mendatangkan kembali pasukan dari Jawa. Belanda juga memblokir akses masuk di Maluku yang menyebabkan rakyat Maluku kekurangan makanan. Untuk menyelamatkan rakyat dari kelaparan, Kapitan Pattimura menyerahkan diri untuk dihukum mati. Pada Oktober 1817, pasukan Belanda dikerahkan untuk menangkap Kapitan Pattimura. Akhirnya, pada 16 November 1817, Kapitan Pattimura dijatuhi hukuman mati.
  • Christina Martha

    Christina Martha
    Meskipun Kapitan Pattimura telah meninggal dunia, tetapi perlawanan rakyat Maluku ini tetap berjalan dengan di bawah kepemimpinan Christina Martha Tiahahu, seorang pejuang wanita. Sayangnya, Beliau turut ditangkap dan diasingkan ke Pulau Jawa dan meninggal di perjalanan. Akibat perlawanan ini, pemerintah Belanda menerapkan kebijakannya secara ketat dan bahkan rakyat Saparua dihukum berat. Kala itu, monopoli rempah-rempah diberlakukan kembali oleh pemerintah Belanda.
  • Akibat Dari Perlawanan Rakyat Maluku

    Akibat Dari Perlawanan Rakyat Maluku
    perlawanan rakyat Maluku ini juga memberikan berbagai akibat. Salah satunya adalah banyaknya pejuang dan rakyat Maluku yang gugur. Bahkan beberapa di antara mereka juga ditangkap dan disiksa terlebih dahulu, sebelum akhirnya meninggal dunia di tangan penjajah. Akibat lainnya adalah para rakyat Saparua dihukum berat karena dianggap telah membantu pemberontakan. Selain itu, monopoli rempah-rempah juga diberlakukan kembali oleh pemerintah Belanda.