-
Latar Belakang
Kerajaan Belanda membentuk organisasi VOC (Persekutuan Dagang Hindia Timur). Pada mulanya VOC hanya mengurusi perdagangan Belanda di wilayah Hindia Timur. Dalam Perkembangannya, VOC bertindak layaknya sebuah negara. VOC menerapkan praktik monopoli perdagangan sehingga berhasil mengendalikan aktivitas perdagangan di wilayah Kepulauan Indonesia. Tindakan tersebut mendorong munculnya perlawanan rakyat di berbagai wilayah Kepulauan Indonesia. -
Perlawanan Rakyat Maluku Terhadap VOC
Kemenangan Sultan Baabullah dalam perlawanan menghadapi Portugis menyebabkan Portugis memindahkan markasnya ke Ambon. Tapi, keberadaan Portugis di Ambon tidak berlangsung lama. Pada 1605 VOC berhasil merebut benteng Nieuw Victoria milik Portugis di Ambon. Dalam perkembangannya, keberadaan VOC di Maluku mendapat perlawanan dari rakyat setempat.VOC menerapkan praktik monopoli perdagangan rempah rempah disertai pelayaran hongi dan pembatasan jumlah tanaman rempah-rempah agar harganya tetap tinggi. -
Perlawanan Rakyat Mataram Terhadap VOC
Konflik pertama antara Mataram dan VOC terjadi ketika Gubernur Jenderal VOC, Jan Pieterzoon Coen memerintahkan anggotanya, Vander Marct menyerang Jepara.Penyerangan ini membuat Mataram mengalami kerugian yang sangat besar.Hubungan keduanya pun semakin memburuk setelah Sultan Agung melarang menjual beras kepada pihak VOC.Setelah itu, muncul tuduhan bahwa VOC telah merampok kapal-kapal orang Jawa.Kejadian ini lantas membuat Sultan Agung mempersiapkan penyerangan terhadap VOC. -
Perlawanan Rakyat Mataram Terhadap VOC
Serangan pertama
tanggal 22 Agustus 1628. Dalam serangan itu, pasukan Mataram dipimpin oleh Tumenggung Bahureksa.Tumenggung Bahureksa memimpin sekitar 10.000 prajurit Mataram yang langsung menyerang VOC.Tapi, VOC langsung menembakkan meriamnya yang memporak-porandakan prajurit Mataram.Pasukan Mataram pun satu per satu mulai gugur.
Dengan demikian, serangan pertama yang dilakukan pasukan Mataram terhadap VOC mengalami kegagalan.Tidak kurang dari 1.000 prajurit Mataram tewas dalam pertempuran. -
Perlawanan Rakyat mataram terhadap VOC
Serangan Kedua
Sultan Agung melancarkan serangan kedua yang dipimpin oleh Kiai Adipati J.,K.A. Puger,K. A. Purabaya. Persiapan Mataram pada serangan kedua ini terbilang jauh lebih matang. Total ada 14.000 prajurit Mataram menyerang VOC. Mereka mendirikan lumbung padi di daerah Tegal dan Cirebon. Tapi, VOC tahu hal tsb sehingga lumbung itu dibakar. Akibatnya, pasukan Mataram tidak memiliki persediaan makanan. Kesimpulannya, Mataram kembali mengalami kegagalan dalam serangan keduanya terhadap VOC. -
Perlawanan Rakyat Banten Terhadap VOC
Perlawanan rakyat Banten terhadap VOC dipimpin oleh Sultan Ageng Tirtayasa pada 1656.Perlawanan Sultan Ageng Tirtayasa terhadap VOC dilakukan dengan cara merusak kebun tebu, membantu perlawanan Trunojoyo, dan melindungi pelarian dari Makassar.Kerajaan Banten juga berhasil menguasai sejumlah kapal VOC dan beberapa pos penting. -
Perlawanan Rakyat Makasar Terhadap VOC
Pada 1666 VOC mengerahkan armada untuk menaklukkan Makassar. Dalam perlawanan tersebut, VOC melancarkan taktik devide et impera. Taktik tersebut diterapkan VOC dengan cara menjalin kerja sama dengan seorang Pangeran Bugis bernama Aru Palaka. Tujuan Aru Palaka membantu VOC dalam perang tersebut adalah membebaskan Kerajaan Bonedari kekuasaan Gowa - Tallo. -
Perlawanan Rakyat Makasar Terhadap VOC
Pasukan Aru Palaka berhasil menguasai benteng pertahanan Gowa - Tallo di Barombang. Kemenangan Aru Palaka sekaligus menandai kemenangan VOC. Kemenangan tersebut memaksa Sultah Hasanuddin menandatangani perjanjian Bongaya pada 1667. Penandatanganan perjanjian Bongaya memungkinkan VOC mengendalikan peran politik Kerajaan Makassar. Meskipun demikian, VOC tetap tidak mampu mengendalikan dan memaksakan monopoli perdagangan di perairan Indonesia bagian timur. -
Perlawanan Rakyat Riau Terhadap VOC
pada 1673 M, VOC menawarkan perjanjian kepada kesultanan Johor-Riau untuk bergabung dalam satu kekuatan untuk mengusir Portugis.Arogansi VOC di Malaka mulai terlihat ketika VOC mendirikan benteng-benteng yang dilengkapi dengan berbagai senjata. Hal ini dikarenakan VOC mulai menanamkan devide et empera di Riau. Kerajaan Siak, Rokan, Indragiri, dan Kampar mulai merasa terdesak dan mulai melakukan penyerangan. -
Perlawanan Rakyat Banten Terhadap VOC
Pada 1680, Sultan Ageng kembali mengumumkan perang setelah terjadi penganiayaan terhadap para pedagang Banten oleh VOC. Sayangnya, di Banten sedang terjadi perselisihan antara Sultan Ageng dengan putranya, Sultan Haji, sehingga Belanda langsung memanfaatkan momen tersebut. Belanda mendukung Sultan Haji yang lebih mudah dipengaruhi untuk membantu kepentingan VOC. Akhirnya Sultan Ageng Tirtayasa digulingkan dan diasingkan, sementara Sultan Haji menjadi Raja Banten. -
Perlawanan Rakyat Maluku Terhadap VOC
Pada 1680 VOC berhasil menjadikan Tidore sebagai salah satu vassal-nya.penempatan Tidore sebagai vassal mengundang kebecian Sultan Nuku. Kebencian memuncak ketika VOC mengangkat Putra Alam sebagai sultan. Tindakan ini menyalahi tradisi kerajaan karena seharusnya Sultan Nuku yang berhak menjadi Sultan. Sultan Nuku yang merasa tertindas kemudian melakukan perlawanan.Akhirnya Sultan Nuku berhasil membawa kemenangan bagi Tidore.Kemenangan ini juga berhasil melepaskan Tidore sebagai vassal VOC. -
Perlawanan Rakyat Banten Terhadap VOC
Pada 1682, Sultan Haji terpaksa menandatangani perjanjian dengan Belanda yang isinya sebagai berikut. VOC berhak atas monopoli perdagangan
Banten menanggung semua ganti rugi perang
Banten merelakan Cirebon kepada VOC
VOC berhak ikut campur dalam setiap urusan Kerajaan Banten -
Perlawanan Rakyat Banten
Pada 1695, kemerdekaan Kerajaan Banten telah diambil oleh VOC dan kedudukan Belanda di Jawa semakin kuat.