-
Pendahuluan
Pada tahun 1877 para misionaris di silindung dan bahal batu meminta bantuan kepada pemerintah belanda dari ancaman diusir oleh sisingamangaraja XII, kemudian pemerintah belanja dan penginjil sepakat untuk tidak hanya menyerang markas sisingamangaraja XII di bangkara tetapi sekaligus menaklukkan selurus toba. -
Awal Kedatangan Belanda dan Awal Perang
Perang Sisingamangaraja dimulai ketika Sisingamangaraja XII, seorang pemimpin Batak, memberontak terhadap pemerintahan kolonial Belanda di Sumatra Utara.
pasukan belanda sampai di peraja, tempat kediaman penginjil ingwer ludwig Nommensen. Setalah itu terjadi lah perang antara belanda dan sisingamangaraja pada tanggal 16 febuari 1878. -
Wilayah Pertempuran
Pertempuran-pertempuran antara pasukan Sisingamangaraja dan pasukan Belanda terjadi di berbagai wilayah di Sumatra Utara. -
Perlawanan Pejuang Batak
Pada tahun 1888 pejuang-pejuang batak melakukan penyerangan ke kota tua. Mereka dibantu orang-orang aceh yang datang dari trumon. -
Mundurnya Belanda
Pada tanggal 8 agustus 1889, pasukan sisingamangaraja XII kembali menyerang Belanda. Seorang prajurit belanda tewas, dan belanda harus mundur. -
Pengejaran Oleh Belanda
Pasukan batak harus ditarik mundur ke passinguran. Pasukan belanda terus mengejar pasukan batak, terjadilah pertarungan sengit antara pasukan belanda dan pasukan batak. Lalu belanda berjanji akan menobatkan sisingamangaraja XII sebagai sultan batak, tapi sisingamangaraja menolak tegas iming-iming tersebut, akibat dari penolakan tersebut belanda menjadi geram, sehingga mendatangkan regu pencari jejak dari afrika, untuk mencari tempat persembunyian sisingamangaraja XII. -
Penangkapan Sisingamaraja
Sisingamangaraja XII ditangkap oleh Belanda dan diasingkan ke Jawa -
Pemberontakan Tetap Berlanjut
Pemberontakan terus berlanjut meskipun Sisingamangaraja XII dalam pengasingan. Pasukan Belanda terus melakukan operasi militer untuk menekan pemberontakan. -
Akhir Pemberontakan
Perang Sisingamangaraja berakhir setelah Sisingamangaraja XII menyerah kepada Belanda. Ia diasingkan ke Ambon dan akhirnya meninggal di sana pada tahun 1907. Pemberontakan ini menjadi salah satu perlawanan terbesar terhadap kolonialisme Belanda di Indonesia.