-
Medan Area
Latar belakangnya di picu oleh kedatangan Sekutu ke Indonesia yang malah mempersenjatai tawanan perang Belanda dan terjadi peristiwa perampasan lencana merah putih yang dipakai para pemuda Indonesia. -
Pertempuran Ambarawa
Merupakan puncak dari beberapa pertempuran kecil akibat sekutu yang membebaskan para tawanan perang yang ada di Kota Magelang dan menimbulkan bentrokan senjata antara TKR dengan pasukan Sekutu. Kemudian pihak sekutu dan Indonesia membuat perjanjian, namun sekutu melanggarnya. -
Pertempuran Surabaya
Latar belakangnya orang Belanda yang berada di Hotel Yamoto Surabaya mengibarkan bendera Belanda di atas gedung Hotel. Kemudian pihak sekutu dan pihak AFNEI dan rakyat surabaya membuat perjanjian, dan sekutu melanggar perjanjian lagi. -
Merah Putih Manado
Latar belakangnya adalah petisi yang memuat bahwa Sulawesi tidak bisa dipisahkan dari RI, setelah petisi tersebut rakyat Manado mengibarkan bendera merah putih di seluruh penjuru kota. NICA segera membuat larangan pengibaran bendera merah putih. -
Bandung Lautan Api
Latar belakangnya sekutu ingin membebaskan tahanan perang, ultimatum penyerahan senjata dan pengosongan kota Bandung. -
Perundingan Linggarjati
Latar belakangnya dari kekecewaan bangsa Indonesia terhadap perjanjian Hooge Veluwe. -
Puputan Margarana
Latar belakangnya adalah kekecewaan rakyat Bali terhadap keputusan perjanjian Linggarjati. -
Westerling
Operasi Westerling adalah operasi pembunuhan para pejuang dan keluarganya yang mendukung pemerintahan Indonesia. -
Agresi Militer Belanda 1 dan KTN
Belanda melanggar perjanjian Linggarjati dengan "Operatie Product" -
Perjanjian Renville
Latar belakang diadakannya perjanjial Renville tersebut adalah mengatasi sengketa batas wilayah Indonesia dengan Belanda usai adanya klaim Garis Demarkasi Van Mook. -
Agresi Militer Belanda 2 dan Perundingan Roem-Royen
Latar belakangnya Belanda ingin menghancurkan Indonesia dengan menguasai ibukota Indonesia di Yogyakarta -
Konferensi Meja Bundar
Persiapan Indonesia dalam menghadapi Belanda di KMB adalah dengan menggelar Konferensi Inter Indonesia sebanyak dua kali untuk menyatukan pandangan politik.