Image processing20220830 798364 nypdm4

Perlawanan Rakyat Jawa Terhadap Inggris

  • Pemerintahan Inggris di Jawa

    Pemerintahan Inggris di Jawa
    Pemerintahan Inggris di Jawa ditandai dengan pengangkatan Thomas Stamford Raffles sebagai letnan gubernur jendral. Raffles menunjuk John Crawfurd sebagai residen Yogyakarta pada November 1811. Pada 4 Agustus 1811 tentara Inggris menyerbu Batavia. Jawa akhirnya jatuh ke tangan Inggris. Jawa menjadi bagian dari koloni Inggris yang berpusat di Kalkuta, India. Inggris di Jawa juga mengupas sebuah babad (tarikh Jawa dalam bentuk sanjak).
  • Perlawanan Sultan Hamengku Buwono II

    Perlawanan Sultan Hamengku Buwono II
    Raffles membawa pengaruh besar terhadap kedudukan Sultan HB II. Kebijakan Raffles tidak jauh berbeda dengan kebijakan Daendels. Sultan HB II tidak berkenan. Beliau menentang. Bahkan, menghimpun kekuatan. Pasukan Inggris yang dipimpin Kolonel Robert Rollo Gillespie menyerang Keraton Yogya. 17 Juni 1811, pasukan Inggris memasuki Yogya. Pasukan Keraton Yogya sukses menghalau tentara Inggris. Kemudian Inggris mengirim utusan untuk bernegosiasi dengan Sultan HB II. Utusan itu ditolak.
  • Geger Sepoy

    Geger Sepoy
    Geger Sepoy merupakan peristiwa penyerbuan Keraton Yogyakarta yang dilakukan Inggris pada 18-20 Juni 1812. Pasukan Inggris terdiri dari pasukan kerajaan Eropa dan pasukan Sepoy sebanyak 1200 orang, serta dukungan dari Pangeran Notokusumo dan Tan Jin Sing. 20 Juni 1812, Sultan HB II ditangkap dan dibuang ke Pulau Penang. Keraton Yogyakarta berhasil diduduki oleh Inggris. Untuk mengenang peristiwa ini dibangun Prasasti Geger Sepoy di Kampung Ketelan Wijilan Jokteng Lor Wetan Yogyakarta.
  • Dampak Geger Sepoy

    1. Inggris mengangkat Adipati Anom Surojo sebagai Sultan Hamengkubuwono III yang dipaksa tunduk kepada pemerintah Gubernurmen Inggris.
    2. Inggris mengangkat Pangeran Notokusumo sebagai pemimpin kepangeranan yang merdeka bernama Kadipaten Pakualaman dan dia bergelar Adipati Pakualaman I.
    3. Inggris juga mengangkat Adipati Anom Ibnu Jarot sebagai Sultan Hamengkubuwono IV menggantikan ayahnya yang meningggal pada tahun 1814.
  • Period: to

    Kronologi Peristiwa Geger Sepoy

    Artileri Inggris mulai menyulut meriam mereka pada 18 Juni 1812 setelah diplomasi terakhir gagal dan dibalas dengan meriam pasukan sutabel keraton. Selama dua hari, peperangan terjadi di luar benteng Baluwerti keraton. Pada subuh dini hari 20 Juni 1812, pasukan Inggris keluar secara diam-diam untuk mendekati regol dan lini belakang pertahanan keraton. Pertahanan Kraton Yogyakarta jebol dan pasukan masuk melalui Plengkung Tarunasura, Nirbaya, dan Alun-Alun Utara.
  • Kontrak Politik Hamengku Buwono III dengan Residen John Crawfurd

    1. Inggris menerima konsensi wilayah Kedu, Jipang, Japan, Grobogan, dan Pacitan.
    2. Inggris menerapkan pajak sewa atas tanah yang digarap penduduk serta menghapus penyerahan lain dan kerja wajib.
    3. Inggris memberi kekuasaan kepada orang Cina untuk mengelola pajak yang justru terjadi penyelewengan yang menyengsarakan rakyat.
    4. Dualisme hukum antara Islam dan Kolonial masih dipelihara oleh Inggris.
  • Konvensi London

    Konvensi London
    Konvensi London menyatakan bahwa Inggris sepakat untuk mengembalikan Hindia Belanda kepada Belanda. Penyerahan kekuasaan tersebut baru terealisasikan pada 19 Agustus 1816 di Batavia. Dalam proses penyerahan kekuasaan tersebut, Inggris diwakili oleh John Fendall, pengganti Raffles. Pihak Belanda diwakili oleh tiga komisaris jenderal, yaitu Ellout, van der Capellen, dan Buyskes.